PRODUKSI HORMON GIBERELIN DARI CENDAWAN PELAPUK ASAL TANAMAN KAKAO
Abstract
Kakao adalah salah satu komoditi penting dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Tajuk yang rapat, menyebabkan tanaman ini tumbuh rapat dan menjadi habitat cendawan pelapuk. Tujuan penelitian ini adalah melihat keragaman cendawan pelapuk yang mempunyai tubuh buah di pertanaman kakao. Selain itu, untuk melihat kemampuan cendawan tersebut menghasilkan hormon giberelin. Tubuh buah cendawan pelapuk diambil dari tanaman kakao yang membusuk, dilakukan sterilisasi permukaan, dan diisolasi pada media PDA. Isolat yang telah tumbuh di media PDA diambil 5 potong dengan cork bohrer, kemudian ditumbuhkan pada media PDB. Kandungan Giberelin diukur menurut metode Borrow. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 254 nm menggunakan spektrofotometer. Konsentrasi GA dibandingkan dengan kurva standar GA3 (Sigma-Aldrich) pada kisaran 0.25 – 2.25 ppm. Terdapat 9 jenis cendawan kakao di pertanaman kakao, yaitu Mycena sp, Lycoperdon sp, Auricularia sp, Schizophyllum sp, Coprinus sp, Trichoderma sp, Tremella sp, Crepidotus sp, Trametes sp. Hasil penelitian menunjukkan semua cendawan pelapuk mampu manghasilkan hormon Giberelin. Cendawan Tremella sp memiliki kadar giberelin paling tinggi, yaitu 4.100 µg l-1.