Hubungan Determinan Perilaku terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Di Puskesmas
Abstract
Proporsi masalah kesehatan gigi di Indonesia cukup tinggi. Hal ini dikarenakan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi masih buruk. Hasil RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6%. Berdasarkan laporan data bulanan Puskesmas Kapasa, jumlah kunjungan di poli gigi masih kurang, kunjungan pasien pada tahun 2020 sebanyak 625 pasien, kunjungan rata – rata hanya 1 – 2 pasien perhari. Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif, dengan metode pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kapasa Makassar sebanyak 96 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square dan uji regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Kapasa (26,0%). Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0,020), persepsi (p=0,001), sikap (p=0,016), tingkat pendidikan (p=0,010), kepemilikan jaminan kesehatan (0,022), dukungan keluarga (p=0,043), perceived need (p=0,011) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Sedangkan tidak ada hubungan antara informasi kesehatan (p=0,109), fasilitas kesehatan (p=0,051), dukungan petugas kesehatan (p=0,435) dengan pemanfaatan pelayanan keseahtan gigi. Hasil analisis pengaruh bersama-sama menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0,029), persepsi (p=0,015), tingkat pendidikan (p=0,002), kepemilikan jaminan kesehatan (p=0,007), dukungan keluarga (p=0,005) berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Kesimpulan: kepemilikan jaminan kesehatan paling dominan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Kapasa dengan nilai B +2,881. Nilai B bernilai positif artinya bila memiliki jaminan kesehatan, maka akan meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Kapasa. Nilai Exp (B) 17,835 yang berarti memiliki jaminan kesehatan akan mengakibatkan orang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas 17,835 kali lebih besar daripada bila tidak memiliki jaminan kesehatan.