ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT DI LOKASI WISATA KE’TE’ KESU’ KABUPATEN TORAJA UTARA

  • Dina Gasong Universitas Kristen Indonesia Toraja
Keywords: pariwisata, peningkatan ekonomi, pelibatan masyarakat

Abstract

Pembangunan pariwisata pada dasarnya ditujukan untuk persatuan dan kesatuan bangsa, penghapusan kemiskinan, pembangunan yang berkesinambungan, dan pelestarian budaya.Toraja sebagai destinasi pariwisata bak intan permata, surga yang dibuang ke bumi, merupakan suatu potensi yang luar biasa bagi pariwisata. Namun pembangunan pariwisata Toraja saat ini cenderung statis, apa adanya, tidak kreatif untuk memperoleh hasil pariwisata yang dapat memperbaiki taraf kehidupan yang lebih baik. Kepariwisataan di Toraja saat ini, belum didasarkan pada pelibatan masyarakat Toraja, secara khusus masyarakat Toraja sebagai pelaku industri. Selain itu, masyarakat belum kreatif memanfaatkan potensi yang dimiliki sebagai sarana peningkatan masyarakat ekonomi. Dalam upaya meningkatkan ekonomi dari sektor pariwisata yaitu adanya konsep sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki. Dalam kehidupan masyarakat Toraja ekonomi memegang peranan penting. Masyarakat yang sejahtera, akan menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan kekayaan Toraja yang dimiliki, yang tidak dimiliki oleh suku-suku lain di Indonesia. Masyarakat disadarkan akan pentingnya kreativitas untuk meningkatkan ekonomi. Data diperoleh melalui observasi, angket, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan deskripstif-kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penggunaan metode ini, karena data-data yang digunakan bersumber dari informan. Metode kualitatif digunakan dalam situasi yang wajar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berdagang di sekitar obyek wisata Ke’te’ Kesu’ sudah memperoleh keuntungan, dapat digunakan membiaya hidup sehari-hari, dan sedikit membantu membiaya pendidikan keluarga. Namun sebahagian pedagang belum fokus, karena melakukan pekerjaan lain seperti bertani, karena berdagang di sekitar obyek dilakukan pada saat selesai menggarap sawah mereka. Stand Istana Saleko belum mengalami keuntungan, usaha ini masih baru, dibandingkan dengan stand-stand yang lain, seperti standa cindera mata. Selain itu, mereka juga masih membutuhkan pendampingan, baik dari pemerintah, maupun dari swasta. Masyarakat belum menyadari penting menjaga keunikan produk lokal (Toraja). Perlu pelatihan untuk kelestarian produkproduk lokal.

Published
2018-07-31