Penggunaan Media Edukasi Video Terhadap Perubahan Tingkat Stress dan Depresi Pada Narapidana Remaja di LPKA Kelas II Maros Tahun 2020
Abstract
Hukum pidana anak menerangkan bahwa remaja yang bersalah dan harus menjalani pidana penjara, maka ia akan menjalani pidana di penjara khusus atau biasa dikenal dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Remaja dengan status narapidana lebih rentan untuk mengalami gejala-gelaja gangguan kejiwaan di akibatkan akan stigma negatif tentang status narapidana di usia yang muda. Audiovisual dapat memberikan kontribusi berarti dalam perubahan perilaku termasuk dalam hal ini aspek kognitif dan psikologi individu dan masyarakt. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat depresi dan stress dengan menggunakan media edukasi video. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifdengan pendekatan pre experiment ( one group pre-test dan post-test). Populasi adalah Narapidana Remaja di LKPA Kelas II Maros berjumlah 27. Semua Populasi dijadikan sampel. Intervensi dilakukan dengan mengumpulkan sampel pada suatu ruangan dan diberikan pemutaran video yang sbeelumnya telah divalidasi. Data pre post test dikumpulkan melalui pengisian kuesioner pengukuran skala DASS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tingkat depresi pada remaja dengan status narapidana dengan tingkat depresi normal dan ringan masing-masing 3,7%, tingkat depresi sedang 25,9% dan tingkat depresi parah 66,7%. Ditemukan pula tingkat stress pada remaja narapidana dengan tingkat stress normal 3,7%, stress ringan sebanyak 7,4%, stres sedang sebanyak 70,4% dan dengan stress parah sebanyak 18,5%. Setelah diberikan intervensi ditemukan terdapat perubahan tingkat depresi dan tingkat stress pada narapidana remaja di Kelas II Maros dengan nilai p masing-masing 0,000 untuk depresi dan 0,002 untuk stress. Begitu pula dengan nilai rata-rata depresi menurun dari 20,77 menjadi 17,74 dan nilai rata-rata stress dari 21,92 menjadi 17,77. Untuk itu disarankan kepada petugas Lembaga pembinaan agar dapat melakukan edukasi berupa pemberian media video sehingga dapat menurunkan gejala kejiwaan yang dialami anggota narpidana khususnya remaja.