Belajar Dari Kelemahan Fungsi Koordinasi Dalam Kelembagaan Produksi Kakao Di Indonesia

  • admin admin

Abstract

Ada indiksi bahwa kelembagaan produksi kakao tidak berjalan sesuai dengan harapan petani. Katidakmelembagaan lembaga-lembaga perkakaoan ini dapat ditunjukkan sebagai akibat lemahnya fungsi koordinasi antar sektor.  Karena itu penelitian ini diharapkan dapat merekonstruksi penguatan kelembagaan melalui: (1) analisis penyebab lemahnya fungsi koordinasi  dalam kelembagaan ekonomi kakao, dan (2)  memformulasi model strategi peningkatan produksi untuk mereduksi kemiskinan petani kakao. Hasil analisis Interpretative Stuctural Modeling (ISM) menunjukkan: Pertama ditemukan ada empat sub-elemen sebagai penyebab utama lemahnya fungsi koordinasi dalam kelembagaan ekonomi kakao, yaitu: (1) Lemahnya pembinaan kelembagaan, (2) Dampak kebijakan otonomi daerah, (3) Lemahnya komitmen terhadap visi dan misi, dan (4) suburnya sikap sektoralisentris. Kedua, ditemukan lima program strategi prioritas peningkatan produksi untuk mereduksi kemiskinan petani kakao, yaitu:  (1) penerapan teknik pengolahan produk primer/permentasi, (2) kebijakan harga yang stabil, (3) transportasi input pertanian, (4) divesifikasi tanaman kakao dengan tanaman produktif, dan (5) penerapan teknik pengolahan produk sekunder. Karena itu dibutuhkan pertama, kebijakan penguatan kelembagaan melalui antisipasi  penyebab lemahnya fungsi koordinasi, kedua dibutuhkan implementasi program strategis prioritas sebagai upaya pengentasan kemiskinan petani kakao.

Published
2020-09-27