TEKNIK TELEKOMUNIKASI PADA PEREKAYASAAN TEKNOLOGI PENGAWASAN WILAYAH KONSERVASI LAUT

  • Salasi Wasis Widyanto Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
  • Muhammad Agus Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
  • Susilo Wisnugroho Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
  • Ari Kuncoro Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
Keywords: AIS, data lokasi, data sinyal bahaya, nelayan kecil, telekomunikasi

Abstract

Telekomunikasi mengandung pengertian sebagai ilmu, teknologi, dan cara-cara atau prosedur pemindahan atau penyebaran informasi berupa sinyal listrik melalui suatu media transmisi dalam jarak jauh. Teknik telekomunikasi bisa dilaksanakan jika terpenuhi elemen dasar komunikasi yang meliputi informasi, transmitter, receiver, dan media transmisi. Teknik yang diimplementasikan pada perekayasaan teknologi pengawasan wilayah konservasi laut ini mengolah informasi berupa data lokasi kapal tradisional, data sinyal bahaya, dan data lokasi ikan yang dilakukan oleh Class B Automatic Identification System (AIS) transceiver melalui media gelombang radio pada frekuensi VHF (Very High Frequency) yang dipancarkan oleh antena transmitter luar dari small ship dan diterima oleh antena receiver luar di onshore station, serta ditampilkan hasilnya di command center. Pemanfaatan teknologi ini untuk nelayan kecil dengan kapal tradisional belum pernah diimplementasikan, sehingga dilakukanlah rekayasa dari perangkat AIS yang memiliki daya pancaran kecil supaya memiliki daya jangkau yang lebih baik dalam rangka menjawab permasalahan tersebut. Metode yang digunakan meliputi desain konseptual, perakitan benda uji, metode eksperimental, dan pengolahan data eksperimen sesuai dengan kaidah-kaidah perekayasaan secara umum. Hasil dari teknik telekomunikasi yang diaplikasikan menunjukkan bahwa perangkat transmisi Class B AIS yang mengintegrasikan antara Evaluation Board DE70321T, STM32F4 Microcontroller, Global Positioning System (GPS) module, Distress Button, Fish Location Button, dan 426-N V-Tronik VHF 3 dB Fibreglass Shakespear Antenna bisa bekerja hingga jarak ujicoba lebih dari 10 nautical mile, sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik telekomunikasi yang direkayasa berhasil memiliki daya jangkau yang lebih baik, meskipun daya pancarannya hanya 2 Watt.

Author Biographies

Salasi Wasis Widyanto, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, BRSDM-KP, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Muhammad Agus, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, BRSDM-KP, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Susilo Wisnugroho, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, BRSDM-KP, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Ari Kuncoro, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, BRSDM-KP, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Published
2019-09-14