Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt <p>Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi&nbsp;<strong>(Print-ISSN: 2622-0520, Online-ISSN: 2622-593x)&nbsp;</strong>adalah publikasi hasil diseminasi ilmiah berkala yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan dan Research Indonesia (YAPRI) Kerjasama dengan Forum Riset Multidisiplin Indonesia (FORMIN). Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diterbitkan satu kali dalam satu tahun. Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mencakup multidisiplin ilmu pengetahuan yang disebarluaskan melalui media cetak dan online.</p> en-US yayasan.yapri@gmail.com (Apriana Toding) yayasan.yapri@gmail.com (Jiber) Fri, 31 Mar 2023 00:00:00 +0000 OJS 3.1.1.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Pengembangan Alat Praktikum Kontrol Motor Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik UKI Paulus https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/318 <h1>ABSTRAK</h1> <p>Salah satu faktor dalam menunjang kemajuan sektor Pendidikan di bidang Teknik Elektro konsentrasi Teknik Tenaga Listrik adalah tersedianya sarana dan prasarana penunjang kebutuhan kampus seperti laboratorium dengan modul praktikum, sala satunya alat praktikum kontrol motor induksi 3 fasa yang memadai. Alat praktikum kontrol motor induksi 3 fasa di laboratorium Teknik Elektro saat ini sudah kurang memadai, untuk menunjang tercapainya kompetensi mata kuliah pengendalian motor listrik dalam hal ini motor induksi 3 fasa. Penelitian ini mengembangkan dan menambah alat praktikum kontrol motor induksi 3 fasa dan modul praktikum yang dapat mempermudah mahasiswa dalam menjalakan praktikum kontrol motor. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Pengembangan alat praktikum kontrol motor yang terdiri dari rangkaian Direct on line, Bintang Segitiga star Delta, Tahanan depan stator (primary resistor), membalik arah putaran motor, dan pengereman motor induksi telah berhasil didesain, dirangkai dan diuji coba dengan baik. Menghasilkan modul praktikum dengan 5 percobaan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : <strong>Kontrol Motor, Motor Induksi, Modul Praktikum</strong></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>One of the factors in supporting the progress of the Education sector in the field of Electrical Engineering with a concentration in Power Engineering is the availability of facilities and infrastructure to support campus needs such as laboratories with practicum modules, one of which is adequate practicum tools for controlling 3-phase induction motors. Practical tools for controlling 3-phase induction motors in the Electrical Engineering laboratory are currently inadequate to support the achievement of competence in electric motor control courses, in this case, 3-phase induction motors. This research develops and adds practical tools for controlling 3-phase induction motors and practicum modules that can make it easier for students to carry out motor control practicum. The method used is experimental. The development of a motor control practical tool consisting of a series of Direct lines, Star Triangle star Delta, front stator resistance (primary resistor), reversing the direction of rotation of the motor, and induction motor braking has been successfully designed, assembled, and tested correctly. Generate practicum modules with 5 trials.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: <strong>Motor Control, Induction Motor, Practicum Module</strong></em></p> Fransisko Rani, Raynal Sumule, Yulianus Songli, Eodia T. Sedan Lobo ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/318 Tue, 14 May 2024 03:35:21 +0000 Pengembangan Alat Praktikum Instalasi Listrik Pada Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik UKI Paulus https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/319 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Praktikum instalasi listrik adalah salah satu penunjang pembelajaran di bidang teknik elektro konsentrasi Teknik Tenaga Listrik. Namun saat ini kondisi peralatan praktikum instalasi listrik di laboratorium Teknik Elektro saat ini sudah kurang memadai, untuk menunjang tercapainya kompetensi mata kuliah instalasi listrik. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan menambah alat praktikum instalasi listrik dan modul Praktikum. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Pengembangan alat praktikum instalasi yang terdiri dari&nbsp; penyambungan kabel, pemasangan <em>Miniature Circuit Breaker </em>(MCB) saklar tunggal dan kotak kontak dengan satu lampu pijar, pemasangan MCB, saklar seri dengan dua lampu pijar dan satu lampu <em>Tube Luminescent </em>(TL), pemasangan MCB, saklar tukar dan kotak kontak dengan satu lampu pijar, pemasangan instalasi listrik dengan satu <em>Kilo Watt&nbsp; </em>lampu pijar,&nbsp; pemasangan KWH, <em>Earth Leakage Circuit Breaker</em>&nbsp; (ELCB), MCB, Satu buah lampu dan kotak kontak, pemasangan MCB, kontaktor, saklar timer dan satu buah lampu, pemasangan MCB, kontaktor dan <em>Water Level Controller</em> (WLC omron) dan radar, dirangkai dan diuji coba dengan baik. Menghasilkan modul praktikum dengan 9 percobaan</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Instalasi Listrik, Modul Praktikum</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Electrical installation practicum is one of the supporting learning in the field of electrical engineering with a concentration in electrical power engineering. But at this time the condition of the equipment electrical installation practicum in the Electrical Engineering laboratory is currently inadequate, to support the achievement of competence in electrical installation courses. The purpose of this research is to develop and add practicum tools for electrical installation and practicum modules. The method used is experimental. Development of an installation practicum tool consisting of connecting cables, installing a single </em><em>M</em><em>iniature </em><em>C</em><em>ircuit </em><em>B</em><em>reaker (MCB) and a contact box with one incandescent lamp, installing a MCB, a series switch with two incandescent lamps and one</em><em> lamp Tube Luminescent (TL), </em><em>installation of a</em> <em>MCB, exchange switch and contact box with one incandescent lamp, installation of electrical installation </em><em>w</em><em>ith </em><em>o</em><em>ne </em><em>K</em><em>ilo </em><em>W</em><em>att </em><em>H</em><em>our (KWH) and two light points, installation of a motion switch using two incandescent lamps, KWH, </em><em>E</em><em>arth </em><em>L</em><em>eakage </em><em>C</em><em>ircuit </em><em>B</em><em>reaker (ELCB),MCB, one lamp and contact box, MCB installation, contactor, timer switch and one lamp, MCB installation, contactor and </em><em>W</em><em>ater </em><em>L</em><em>evel </em><em>C</em><em>ontroller (WLC omron) and radar, well designed and tested. Produced a practicum module with 9 trials</em><em>. </em></p> <p><strong><em>Keyword</em></strong><em>:</em> <em>Electrical Installation, Practicum Module</em><em>.</em></p> Michael Valentino Palino’, Rastym Agung Suryo T, Yulianus Songli, Hestikah Eirene Patoding ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/319 Tue, 14 May 2024 04:07:40 +0000 Monitoring Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Wemos D1 https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/320 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Seiring dengan banyaknya manfaat yang diperoleh dari pemakaian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada pemakaian rumahan,kantoran, pabrik, di sisi lain kita juga masih harus melakukan pemantauan dan pemeliharaan kinerja PLTS secara manual, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masalah ini, sehingga proses pemantau sistem PLTS bisa secara langsung dan real time, Adapun hal yang harus dipantau secara terus menerus ialah arus, tengangan, pengisian batterai, dan intensitas cahaya. Microkontroller yang digunakan adalah Wemos D1 yang dipadukan dengan perangkat keras PLTS, sensor PZEM-004T dan PZEM-017. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan pengujian terhadap arus AC dengan panel surya 100 Wp dengan intensitas cahaya 125 Lux menghasilkan Tegangan sebesar 222V dan Arus 0,9A, pada intensitas cahaya 169 Lux menghasilkan tegangan 223V dan arus 0,12A. hasil pengujian pada arus DC, dengan intensitas cahaya 125 lux menghasilkan tegangan 12,2 dan Arus 1,67A sehingga daya yang dihasilkan sebesar 20,2W dan pada jam berikutnya yaitu pukul 14:00 Wita, intensitas cahaya 169 Lux menghasilkan Tegangan 12,81V dengan Arus sebesar 4,12A, maka diperoleh Daya sebesar 20,2W.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><strong>: PLTS, Wemos D1, PZEM-004T, PZEM 017.</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><em><strong>Abstract</strong></em></p> <p><em>Along with the many benefits obtained from the use of solar power plants (PLTS) in home use, offices, factories, on the other hand we also still have to monitor and maintain the performance of PLTS manually, therefore this research aims to provide solutions to this problem, so that the process of monitoring the PLTS system can be directly and in real time, the things that must be monitored continuously are current, voltage, battery charging, and light intensity. The microcontroller used is Wemos D1 which is combined with PLTS hardware, PZEM-004T and PZEM-017 sensors. The test results in this study show that testing of AC current with 100 Wp solar panels with a light intensity of 125 Lux produces a voltage of 222V and a current of 0.9A, at a light intensity of 169 Lux produces a voltage of 223V and a current of 0.12A. the test results on DC current, with a light intensity of 125 lux produces a voltage of 12.2 and a current of 1.67A so that the power generated is 20.2W and in the next hour at 2:00 pm, the light intensity of 169 Lux produces a voltage of 12.81V with a current of 4.12A, then obtained a power of 20.2W. </em></p> <p><strong><em>Keywords: PLTS, Wemos D1, PZEM-004T, PZEM 017.</em></strong></p> Ario Reski Sirua, Gian Tangke Lembang, Titus Tandi Seno, Nicolaus Allu ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/320 Tue, 14 May 2024 04:24:20 +0000 Desain Luxmeter Buatan Untuk Monitoring Tingkat Intensitas Cahaya Dengan Sensor LDR Berbasis Arduino Uno https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/321 <h1>ABSTRAK</h1> <p>Luxmeter merupakan alat yang dipakai untuk mengukur besar intensitas cahaya di suatu lokasi. Tujuan dari penulisan ini adalah merancang alat ukur intensitas cahaya dengan menggunakan komponen LDR sebagai sensor cahaya dan mikrokontroler berbasis arduino uno dan membandingkan alat ukur intensitas cahaya dengan Luxmeter aslinya. Metode yang dipergunakan adalah metode perancangan. Penelitian ini telah berhasil merancang sistem yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur intensitas cahaya menggunakan Luxmeter buatan dan perbedaan pengukuran jika dibandingkan dengan pengukuran menggunakan Luxmeter asli tidak terlalu jauh hasilnya secara signifikan. Hasil Pengukuran intensitas cahaya pada ruang tamu dengan ukuran 6 m x 3,5 m dengan tinggi pengukuran 4,5 m dari lampu sampai alat ukur Luxmeter dengan menggunakan Luxmeter buatan untuk pengukuran lampu LED: untuk daya 30 Watt diperoleh rata-rata 52 lux (2,47 lumen/m<sup>2</sup>) dengan 3 buah lampu LED, untuk daya 38 Watt diperoleh rata-rata 63,33 lux (3,11 lumen/m<sup>2</sup>) dengan 2 buah lampu LED, untuk data 45 Watt diperoleh rata-rata 83 lux (3,95 lumen/m<sup>2</sup>) dengan 2 buah lampu LED. Terlihat bahwa semakin besar daya pada lampu LED maka semakin besar pula tingkat intensitas cahayanya.</p> <p><strong>&nbsp;Kata Kunci</strong> : <strong>Arduino Uno, Light Dependent Resistor, Lampu LED</strong></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Luxmeter is a tool used to measure light intensity in a location. The purpose of this paper is to design a light intensity measuring instrument using an LDR component as a light sensor and microcontroller based on Arduino Uno and to compare the light intensity measuring instrument with the original Luxmeter. The method used is the design method. This research has succeeded in designing a system that can be used as a tool to measure light intensity using an artificial Luxmeter and the difference in measurements when compared to measurements using the original Luxmeter is not too far away the results are significant. Measurement results of light intensity in the living room with a size of 6 m x 3.5 m with a measurement height of 4.5 m from the lamp to the Luxmeter measuring instrument using an artificial Luxmeter for measuring LED lights: for 30 Watt power an average of 52 lux is obtained (2, 47 lumen/m2) with 3 LED lamps, for 38 Watt power an average of 63.33 lux (3.11 lumen/m2) is obtained with 2 LED lamps, for 45 Watt data an average of 83 lux is obtained (3, 95 lumen/m2) with 2 LED lamps. It can be seen that the greater the power of the LED lamp, the greater the level of light intensity</em></p> <p><strong><em>Keywords: Arduino Uno, Light Dependent Resistor, LED Light</em></strong></p> Nicolaus Allu, Yordanus Yordanus, Novemblie M. Tumanan, Eodia T. Sedan Lobo ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/321 Tue, 14 May 2024 04:53:10 +0000 Perancangan Sistem Pendeteksi Zat Formalin Pada Tempe Berbasis Arduino https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/322 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Salah satu makanan yang disukai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah tempe, namun seiring dengan perkembangan zaman beberapa oknum produsen tempe berbuat curang dengan memanfaatkan formalin sebagai bahan pengawet. Berawal dari keresahan penggunaan bahan pengawet tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk menghindari pemanfaatan formalin sebagai bahan pengawet. Tujuan dari penelitian ini untuk mengimplementasikan sistem klasifikasi formalin pada tempe berbasis arduino dengan menggunakan sensor TGS2600 sebagai input sensor gas, sensor TCS3600 sebagai sensor warna, Buzzer dan LED sebagai indikator dan LCD I2C 4x20 sebagai penampil data output dari sensor yang digunakan.</p> <p>Penelitian dilakukan dengan mengambil 3 sampel data yakni tempe yang tidak berformalin, tempe berformalin 0,5ml dan tempe berformalin 2ml. Dari hasil penelitian diperoleh nilai gas dari tempe yang tidak berformalin pada angka 0,36 ppm sampai 10,41 ppm sedangkan tempe yang berformalin 0,5ml dihasilkan nilai gas pada angka 10,19 ppm sampai 12,09 ppm dan tempe yang berformalin 2ml dihasilkan nilai gas 12,23 ppm sampai 12,28 ppm.</p> <p>Perubahan nilai warna pada tempe&nbsp; Red - Green - Blue (RGB) diperoleh, tempe yang tidak berformalin nilai warnanya berada pada angka 74 ≥ Red ≤ 84, 89 ≥ Green ≤ 100, dan 74 ≥ Blue ≤ 95. Perubahan nilai warna pada tempe yang diberi formalin nilainya cenderung lebih besar yakni 148 ≥ Red ≤ 227, 172 ≥ Green ≤ 280, dan 169 ≥ Blue ≤ 286.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Arduino Uno, TGS Figaro 2600, TCS3200, LCD I2C 4x20, Buzzer</p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>One of the foods favored by most Indonesians is tempeh, but along with the times some tempeh producers cheat by utilizing formalin as a preservative. Starting from the unrest of the use of these preservatives, this research was conducted to avoid the use of formalin as a preservative. The purpose of this research is to implement an Arduino-based formalin classification system for tempeh using the TGS2600 sensor as a gas sensor input, TCS3600 sensor as a color sensor, Buzzer and LED as indicators and LCD I2C 4x20 as an output data viewer from the sensors used.</em> <em>The research was conducted by taking 3 data samples, namely tempeh without formaldehyde, tempeh with 0.5ml formaldehyde and tempeh with 2ml formaldehyde. From the results of the study, the gas value of unformalinized tempeh was obtained at 0.36 ppm to 10.41 ppm while 0.5ml formalinized tempeh produced gas values at 10.19 ppm to 12.09 ppm and 2ml formalinized tempeh produced gas values of 12.23 ppm to 12.28 ppm.</em> <em>Changes in the color value of tempeh Red - Green - Blue (RGB) obtained, tempeh that is not formaldehyde the color value is at 74 ≥ Red ≤ 84, 89 ≥ Green ≤ 100, and 74 ≥ Blue ≤ 95. Changes in the color value of tempeh given formalin value tends to be greater, namely 148 ≥ Red ≤ 227, 172 ≥ Green ≤ 280, and 169 ≥ Blue ≤ 286.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Arduino Uno, TGS Figaro 2600, TCS3200, LCD I2C 4x20, Buzzer.</em></p> Rismawaty Arunglabi, Nicolaus Allu, Fredy Sambine Giang, Noni Apriliana Gultom ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/322 Tue, 14 May 2024 05:02:55 +0000 Perancangan Sistem Kendali Pengisian Tandon Air Secara Otomatis Berbasis Arduino Uno https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/323 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Studi ini membahas&nbsp; perancangan sistem kendali otomatis pengisian tandon air berbasis Arduino uno. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem pengendalian tandon air agar dapat berfungsi secara otomatis. Tahapan penelitian yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras dilakukan dengan merakit board Arduino Uno, sensor ultrasonik, relay dan tandon air. Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan mendesain program menggunakan software Arduino Uno. Sistem kontrol pengisian tangki air otomatis berbasis Arduino Uno dirancang untuk membantu mengotomatisasi proses pengisian tandon air. Mikrokontroller Arduino Uno dengan spesifikasi ATmega328P digunakan sebagai otak dari sistem yang memudahkan mengontrol proses pengisian dan memantau ketinggian air di dalam tangki. Sistem kontrol pengisian air otomatis telah berhasil dibuat menggunakan aplikasi Arduino IDE dengan bahasa pemograman C++, untuk ukuran tandon 100 liter, dimana sensor akan mengontrol ketinggian air sebagai berikut: jika t=80 cm pompa akan off, dan jika t=20 cm maka pompa akan on dan mengisi tangki. Hasil desain menunjukkan bahwa alat berfungsi secara otomatis mengontrol pengisian tangki tandon air dan merespons kebutuhan penggunaan air. Berdasarkan pengujianpengukuran tegangan pada Mikrokontroler Arduino Uno diperoleh tegangan sebesar 11.67volt, sensor ultrasonik diperoleh 3.08 volt, dan modul relay sebesar 4,79 volt.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Air Penelitian, Arduino Uno, Sensor Relay, Sensor Ultrasonik</p> <p>&nbsp;</p> <p><em><strong>Abstract</strong></em></p> <p><em>This study discusses the design of an automatic control system for filling water reservoirs based on Arduino Uno. The aim of this research is to design a water reservoir control system so that it can function automatically. The research stage is hardware and software design. Hardware design was carried out by assembling the Arduino Uno board, ultrasonic sensor, relay and water tank. Software design is carried out by designing a program using Arduino Uno software. The Arduino Uno-based automatic water tank filling control system is designed to help automate the water tank filling process. </em><em>The Arduino Uno microcontroller with ATmega328P specifications is used as the brain of the system that makes it easy to control the filling process and monitor the water level in the tank. The automatic water filling control system has been successfully created using the Arduino IDE application with the C++ programming language, for a reservoir size of 100 liters, where the sensor will control the water level as follows: if t=80 cm the pump will be off, and if t=20 cm then the pump will be on and fill the tank. The design results show that the device functions to automatically control the filling of the water reservoir tank and respond to water usage needs. Based on testing the voltage measurement on the Arduino Uno Microcontroller obtained a voltage of 11.67 volts, the ultrasonic sensor obtained 3.08 volts, and the relay module of 4.79 volts.</em></p> <p><strong>Keywords:</strong> Water, Arduino Uno, Sensor Relay, Ultrasonic Sensor</p> Yulius William Kasi, Junriani Marissing, Hestikah Eirene Patoding, Charnia Iradat Rapa, Denny Denny, Corvis L. Rantererung ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/323 Tue, 14 May 2024 05:19:21 +0000 Perancangan Sistem Monitoring Energi Listrik Berbasis Arduino Uno https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/324 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Sebanyak 23 juta masyarakat Indonesia menikmati subsidi listrik yang diberikan oleh Pemerintah. Penggunaan listrik dengan kapasitas 900 VA dengan membayar Rp 605 per kilo Watt hour (kWh). Monitoring penggunaan energi listrik ini dirancang dan dirakit untuk mengukur arus, tegangan dan daya dari perangkat elektronik yang digunakan sehingga biaya pemakaian energi listik dapat diminimalkan dengan memonitor, mengukur tegangan, arus, dan daya serta energi listrik dengan akurat.&nbsp; Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Sistem monitoring energi listrik berbasis arduino uno berhasil dibuat. Setiap komponen elektronik mengukur tegangan, arus, daya dalam waktu 15, 30, 45 dan 60 menit dan pengukuran dilakukan dari pukul 10:00-11:00 wita. Untuk waktu 15 menit pertama konsumsi energi listrik yang paling besar adalah dispenser = 0,086 kWh dan biaya yang ditimbulkan Rp.52,03- dan terendah adalah kipas angin = 0,006 kWh dengan biaya Rp.3,63,-.Agar bisa memperoleh hasil yang lebih dan akurat dibutuhkan jenis sensor yang lebih baik.</p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Arduino, Sensor PZEM 004T, Energi Listrik</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><em><strong>Abstract</strong></em></p> <p><em>As many as 23 million Indonesians enjoy electricity subsidies provided by the Government. Use of electricity with a capacity of 900 VA by paying IDR 605 per kilowatt hour (kWh). Monitoring the use of electrical energy is designed and assembled to measure current, voltage, and power from the electronic devices used so that the cost of using electrical energy can be minimized by monitoring and measuring voltage, current, and power as well as electrical energy accurately. The method used is the experimental method. Arduino Uno-based electrical energy monitoring system has been successfully created. Each electronic component measures voltage, current, and power within 15, 30, 45, and 60 minutes, and measurements are made from 10:00 to 11:00 WIT. For the first 15 minutes the highest consumption of electrical energy is the dispenser = 0,086 kWh and the costs incurred are Rp.52,03,- and the lowest is the fan = 0,006 kWh at a cost of Rp.3,63,-. to get more and more accurate results, a better type of sensor is needed</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Arduino,&nbsp;&nbsp; PZEM 004T Sensor, Electrical Energy</em></p> Vinni Octavia Siang, Sandy Paskalis, Matius Sau, Eodia T. Sedan Lobo, Musa Bondaris Palungan ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/324 Tue, 14 May 2024 05:35:35 +0000 Analisis Perbandingan Jaringan 4G dan 5G menggunakan Clustering K-Means dalam Implementasi Teknologi AR Makassar Smart City https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/325 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kunci keberhasilan transformasi suatu kota menjadi Smart City terletak pada penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang cerdas dan efisien. Hal ini yang mendorong kota Makassar terus berinovasi dalam mengembangkan berbagai teknologi untuk mematangkan konsep Makassar Smart City. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan adalah Augmented Reality (AR), yang menggabungkan dunia nyata dengan objek maya, namun membutuhkan jaringan yang tepat sesuai kebutuhan pengguna saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini membandingkan jaringan 4G dan 5G dalam implementasi teknologi AR Makassar Smart City dengan berfokus pada aspek dimensi Smart Society. Hasil analisis menggunakan metode Clustering K-Means menyatakan pengguna AR di kota Makassar terbagi atas tiga kelompok, yakni kelompok 1 sebanyak 29% yang memiliki tingkat kepuasan netral terhadap jaringan 4G dan 5G, kelompok 2 sebanyak 54% yang memiliki tingkat kepuasan tinggi terhadap jaringan 5G dibanding 4G, dan kelompok 3 sebanyak 17% yang memiliki tingkat kepuasan tinggi terhadap jaringan 4G dibandingkan jaringan 5G.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Teknologi 4G, Teknologi 5G, Augmented Reality, Clustering K-Means, Makassar Smart City.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em><strong>Abstract</strong></em></p> <p>The key to the successful transformation of a city into a Smart City lies in the application of information and communication technology that is smart and efficient. This is what encourages Makassar city to continue to innovate in developing various technologies to finalize the Makassar Smart City concept. One of the technologies being developed is Augmented Reality (AR), which combines the real world with maya objects, but requires the right network according to the needs of current users. Therefore, this research compares 4G and 5G networks in the implementation of Makassar Smart City AR technology by focusing on aspects of the Smart Society dimension. The results of the analysis using the K-Means Clustering method state that AR users in Makassar city are divided into three groups, namely group 1 as many as 29% who have a neutral level of satisfaction with 4G and 5G networks, group 2 as many as 54% who have a high level of satisfaction with 5G networks compared to 4G, and group 3 as many as 17% who have a high level of satisfaction with 4G networks compared to 5G networks.</p> <p><strong>Keywords</strong>: 4G Technology, 5G Technology, Augmented Reality, K-Means Clustering, Makassar Smart City.</p> Alberto Garry F. Parubak, Rismawaty Arunglabi, Charnia Iradat Rapa, Sudianto Lande, Chris Batara ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/325 Tue, 14 May 2024 05:58:15 +0000 Rancang Bangun Sistem Pengusir Tikus dan Burung dengan Energi Alternatif Tenaga Matahari https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/329 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Bagi petani memiliki lahan pertanian yang luas bisa menjadi sumber kehidupan yang mensejahterahkan dan menciptakan kemakmuran dengan hasil yang melimpah. Tetapi banyak kendala yang dihadapi oleh para petani untuk memperoleh hasil yang baik, seperti cuaca yang tidak menentu, hama penyakit dan gangguan dari binatang yang merusak tanaman padi dan memakan buahnya, seperti tikus dan burung. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan membuat sistem pengusir tikus dan burung secara otomatis dengan memanfaatkan energi alternatif tenaga matahari. Metode yang dipergunakan adalah metode eksperimen. Sistem pengusir hama tikus dan burung pada areal persawahan dengan energi alternatif tenaga matahari.berhasil dibuat. PLTS yang dirakit menghasikan daya 479,58 Watt/hari. Alat pengusir burung secara efektif dapat bekerja mempengaruhi burung pada jarak 5 – 45 Meter, pengujian dilakukan dari pukul 9.00 – 18.00 wita, sedangkan alat pengusir tikus secara efektif dapat bekerja mempengaruhi tikus sampai jarak 20 Meter pada frekuensi 25.000 Hz dan jarak 15 Meter pada frekuensi 20.000 Hz. Pengujian dilakukan dari pukul 20.00 - 04.00 wita.</p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>For farmers, having large agricultural land can be a source of life that brings prosperity and creates abundant results. However, farmers face many obstacles in obtaining good results, such as unpredictable weather, pests and diseases, and interference from animals that damage rice plants and eat the fruit, such as mice and birds. One solution that can be used is to create an automatic rat and bird-repellent system by using alternative solar energy. The method used is the experimental method. A system for repelling rodents and birds in rice fields using alternative solar energy has been successfully created. The assembled PLTS produces 479.58 Watts of power/day. The bird-repellent device can effectively work to affect birds at a distance of 5 – 45 meters, testing was carried out from 9.00 – 18.00 WITA, while the rat-repellent device can effectively work to affect mice up to a distance of 20 meters at a frequency of 25,000 Hz and a distance of 15 meters at a frequency of 20,000 Hz. Testing is carried out from 20.00 - 04.00 WIT</em></p> Fajar Marannu, Pius Yohanes Mangelo, Yulianus Songli, Eodia T. Sedan Lobo, Denny Denny, Rombe Rombe ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/329 Wed, 18 Sep 2024 09:44:17 +0000 Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Laboratorium https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/330 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kebutuhan energi alam dari bahan bakar fosil semakin tinggi sepanjang saat, sedangkan cadangan energinya terus menurun. Hal itu mengakibatkan negara-negara melakukan penelitian-penelitian tentang energi baru terbarukan Tenaga terbarukan atau renewable energy artinya salah satu objek penelitian yang sangat tepat untuk dikembangkan untuk mengatasi kelangkaan energi alam. Sumber daya alam Indonesia yang sangat berpotensi menjadi pembangkit listrik adalah sumber air, mengingat Indonesia adalah negara beriklim tropis basah sehingga mempunyai curah hujan tinggi serta sungai yang sangat banyak. Dalam penelitian ini membahas Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Laboratorium. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah debit air dan pengaruh ketinggian terjun air dan daya yang dihasilkan dari pengaruh tinggi terjun air. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan metode penelitian eksperimen adalah alat yang dibuat untuk diteliti. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian Diketahui nilai dari hasil perhitungan 1,2m maka diketahui debit air 0,010 L/s Sedangkan hasil analisis yang dilakukan pada tinggi terjun air 1,5 m maka di peroleh nilai debit air 0,009 L/s. Dari hasil perbandingan perhitungan dan analisis pada alat Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Laboratorium maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh tinggi terjun air dapat mempengaruh putaran turbin. Maka diketahui pengaruh tinggi terjun air pada perhitungan 1,2 m maka daya yang dihasilkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Laboratorium yaitu 97,47 watt sedangkan hasil dari analisis yang dilakukan pada Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Laboratorium yang tinggi terjun air nya 1,5 m maka dapat menghasilkan daya yaitu 109,65 watt.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The need for natural energy from fossil fuels is getting higher all the time, while its energy reserves continue to decline. This resulted in countries conducting research on new renewable energy. Renewable energy means one of the objects of research that is very appropriate to be developed to overcome the scarcity of natural energy. Indonesia's natural resources that have the potential to become power plants are water sources, considering that Indonesia is a tropical wet country so it has high rainfall and very many rivers. In this study discusses Laboratory Scale Hydroelectric Power Plant Analysis. The purpose of this study is to determine the amount of water discharge and the influence of water plunge height and power resulting from the influence of water waterfall height. In this study, the research method used is a literature study and the experimental research method is a tool made to be researched. Based on the conclusions of the study, it is known that the value of the calculation results is 1.2m, then it is known that the water discharge is 0.010 L / s, while the results of the analysis carried out at a height of 1.5 m water waterfall then obtained a water discharge value of 0.009 L / s. From the results of comparison of calculations and analysis on Laboratory Scale Hydroelectric Power Plant equipment, it can be concluded that the influence of water plunge height can affect turbine rotation. So it is known the influence of the height of the water plunge on the calculation of 1.2 m, then the power generated on Laboratory Scale Hydropower Plant is 97.47 watts while the results of analysis conducted on Laboratory Scale Hydropower Plant whose water fall height is 1.5 m then can produce power which is 109.65 watts.</p> Suwanti Suwanti, Klaudius Matana, Matius Sau, Yulianus Songli, Rombe Rombe, Atus Buku ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/330 Wed, 18 Sep 2024 09:52:46 +0000 Pemurnian Minyak Jelantah Secara Bertahap Menggunakan Adsorben Arang Sekam Padi, Ampas Tebu Dan Cangkang Telur https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/331 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai bahan pengolah makanan. Penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang dan kontinyu pada proses penggorengan akan mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi sehingga menurunkan kualitas minyak goreng Hal ini dikarenakan saat dipanaskan pada suhu tinggi disertai kontak dengan udara akan menyebabkan minyak mengalami perubahan kimia seperti proses hidrolisis, oksidasi, polimerisasi dan reaksi pencoklatan. Proses oksidasi dan polimerisasi dapat merusak sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat dalah minyak sehingga dapat mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai macam penyakit, seperti diare, pengendapan lemak dalam pembuluh darah dan kanker.</p> <p>Pada penelitian ini telah dilakukan Pemurnian Minyak Jelantah Secara Bertahap Menggunakan Adsorben Arang Sekam Padi, Ampas Tebu, Dan Cangkang Telur sebagai bahan dasar pemurnian minyak jelantah dengan penambahan KOH. Sehingga minyak jelantah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali dan memenuhi standar SNI 01-3741:2013.</p> <p>Kadar bilangan peroksida terbaik setelah minyak jelantah diadsorpsi yaitu 8 mek/g dan 4 mek/g. hasil pemurnian tersebut memenuhi standar mutu minyak goreng menurut SNI-7709:2019 yaitu maksimal 10mek/g. Kadar asam lemak bebas terendah setelah minyak jelantah diadsorpsi secara bertahap pada adsorben arang sekam padi, ampas tebu dan cangkang telur pada waktu 2 jam yaitu 0,7%. Hasil pemurnian tersebut tidak memenuhi standar mutu minyak goreng menurut SNI-7709:2019. Karena angka asam lemak bebas didalam minyak berdasarkan standar mutu minyak goreng menurut SNI-7709:2019 maksimal sebesar 0,3%.. Kadar air terendah setelah minyak jelantah diadsorpsi sebanyak 0,12%, didapatkan kadar minyak terendah tidak memenuhi standar kadar air SNI-7709:2019 yaitu maksimal sebesar 0,1%</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>Cooking oil is one of the basic human needs as a food processing ingredient. The use of cooking oil repeatedly and continuously in the frying process will result in a degradation reaction, thereby reducing the quality of the cooking oil. . Oxidation and polymerization processes can destroy some of the vitamins and essential fatty acids contained in the oil, which can lead to poisoning in the body and various diseases, such as diarrhea, deposition of fat in blood vessels and cancer.</em></p> <p><em>In this research, a gradual purification of used cooking oil has been carried out using rice husk charcoal, sugarcane bagasse and egg shells as the basic ingredients for refining used cooking oil with the addition of KOH. So that the cooking oil produced can be reused and meets SNI 01-3741:2013 standards.</em></p> <p><em>The best peroxide value levels after the used cooking oil was adsorbed were 8 mek/g and 4 mek/g. The refined product meets the cooking oil quality standard according to SNI-7709: 2019, which is a maximum of 10mek/g. The lowest free fatty acid content after used cooking oil was gradually adsorbed on rice husk charcoal, bagasse and eggshell adsorbents for 2 hours, namely 0.7%. The refining results do not meet the cooking oil quality standards according to SNI-7709:2019. Because the number of free fatty acids in the oil based on the quality standard of cooking oil according to SNI-7709: 2019 is a maximum of 0.3%. The lowest water content after the used cooking oil has been adsorbed is 0.12%, the lowest oil content does not meet the SNI- 7709:2019, which is a maximum of 0.1%. </em></p> Sisilia Niko, Yoel Pasae, Lydia Melawaty ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/331 Mon, 23 Sep 2024 02:07:25 +0000 Karakterisasi Viskositas Dan Kadar Air Bioadhesive Berbasis Pati Jagung Termodifikasi Asam Sitrat Untuk Pembuatan Papan Partikel https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/332 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pati merupakan substrat yang ideal sebagai perekat untuk pembuatan komposit berbahan dasar kayu karena merupakan bahan yang murah, mudah diperoleh dan diproses, serta mengandung ikatan glikosidik reaktif dan gugus hidroksil.&nbsp;Tujuan dari penelitian ini adalah karakterisasi bioadhesive dari pati jagung dan asam sitrat, meliputi viskositas, dan kadar air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi persiapan bahan baku, pembuatan perekat, dan karakterisasi perekat.&nbsp; Hasil penelitian pada perekat menunjukkan bahwa karakterisasi perekat pada pengujian viskositas belum memenuhi standar SNI 06-4565-1998 sebagai perekat untuk&nbsp; papan partikel, sementara kadar air penambahan asam sitrat pada perekat mempengaruhi kadar air, dengan kadar air yang berbeda pada setiap penambahan asam sitrat.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Starch possesses desirable attributes such as cost-effectiveness, availability, ease of processing, and the presence of reactive glycosidic bonds and hydroxyl groups, making it an excellent substrate for wood-based composite adhesives. This research aimed to assess the bioadhesive properties of corn starch and citric acid, specifically focusing on viscosity and moisture content. The methodology encompassed the preparation of raw materials, formulation of the adhesive, and characterization of the adhesive. The findings of the adhesive analysis revealed that the viscosity measurements did not meet the requirements outlined in SNI 06-4565-1998 for adhesives used in wood particle boards. Moreover, the moisture content of the adhesive was influenced by the incorporation of citric acid, leading to varying moisture levels with each citric acid addition.</p> Mardayanti Rari Useng, Cornelia Kesia Rantang, Rosalia Sira Sarungallo, Maxie Djonny ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/332 Mon, 23 Sep 2024 02:38:52 +0000 Pengolahan Air Limbah Rumah Potong Hewan ( Rph) Ayam Dengan Proses Biofilter Menggunakan Arang Bambu https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/333 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Limbah cair merupakan sebagai buangan air yang berasal dari aktivitas manusia yang mengandung berbagai polutan yang berbahaya baik secara langsung maupun dalam jangka panjang. Pada penelitian ini akan di lakukan pengolahan air limbah rumah potong hewan (RPH) ayam dengan proses biofilter menggunakan arang bambu. Arang bambu digunakan sebagai adsorben karena memiliki kandungan karbon aktif yang memiliki daya serap tinggi dan merupakan karbon berpori yang telah mengalami reaksi dengan bahan kimia yaitu KOH. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan air limbah rumah potong hewan (RPH) ayam dengan biofilter menggunakan arang bambu dan mengetahui kualitas produk air yang telah melalui proses biofilter.</p> <p>Pengolahan air limbah di awali dengan pembuatan arang aktif yaitu bambu betung di panaskan sampai membentuk arang kemudian setelah itu arang bambu di haluskan lalu di campurkan dengan larutan KOH 5% selama 24 jam, setelah itu arang di cuci hingga mencapai pH netral kemudian di keringkan dalam oven dengan suhu 110<sup>o</sup>C hingga membentuk arang aktif. Arang aktif tersebut di gunakan sebagai biofilter,dimana air limbah di masukan kedalam bak pemisah lemak selama ± 30 menit, kemudian di aliran ke bak pengendapan awal selama 4,2 jam, setelah itu di alirkan di bak kontraktor anaerob selama 9,45&nbsp; jam dan di isi dengan arang aktif sebanyak 650 gram, kemudian di alirkan ke bak kontrakto aerob selama ± 8 jam dan di isi dengan arang aktif sebanyak 650 gram serta penambahan blower udara, setelah itu di alirkan ke bak pengendapan akhir selama 4,2 jam kemudian di alirkan ke saluran umum.</p> <p>Setelah di lakukan penelitian di dapatkan proses pengolahan dengan metode proses biofilter anaerob,proses biofilter aerob dan proses biofilter anaerob-aerob hasil air olahan menunjukan aroma arang aktif yang sedikit menyengat dan warna hitam, kualitas air di dapatkan sebagai berikut BOD sebanyak 5,81% dan&nbsp; COD sebanyak 39,841% serta % penurunan kadar BOD dan COD dari hasil tahapan proses biofilter menggunakan arang bambu dengan proses biofilter anaerob BOD RUN 1 0,986%, RUN 2 0,854% dan COD RUN 1 0,984%, RUN 2 0,846%. Proses biofilter aerob kadar COD RUN 1 0,751%, RUN 2 0,295% dan kadar COD RUN 1 0,751%, RUN 2 0,893%. Dan proses kombinasi biofilter anaerob-aerob kadar BOD RUN 1 0,735% , RUN 2 0,103 % dan COD RUN 1 0,735%,RUN 2 0,103%. Sehingga yang paling efektif penurunan adalah metode kombinasi biofilter anaerob-aerob.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Liquid waste is a waste water originating from human activities that contains various harmful pollutants both directly and in the long term. In this study, chicken slaughterhouse wastewater (RPH) will be treated with a biofilter process using bamboo charcoal. Bamboo charcoal is used as an adsorbent because it contains activated carbon which has high absorption and is a porous carbon that has undergone a reaction with chemicals, namely KOH. This study aims to determine the process of treating chicken slaughterhouse wastewater (RPH) with a biofilter using bamboo charcoal and to determine the quality of water products that have gone through the biofilter process. </em></p> <p><em>Wastewater treatment begins with the manufacture of activated charcoal, namely bamboo betung heated to form charcoal then after that the bamboo charcoal is pureed and then mixed with 5% KOH solution for 24 hours, after that the charcoal is washed until it reaches a neutral pH then dried in the oven with a temperature of 110oC to form activated charcoal. The activated charcoal is used as a biofilter, where waste water is put into a fat separator tank for ± 30 minutes, then flows into the initial sedimentation tank for 4.2 hours, after that it is flowed in an anaerobic contractor tank for 9.45 hours and then drained into an anaerobic tank. filled with 650 grams of activated charcoal, then flowed into an aerobic contracting bath for ± 8 hours and filled with 650 grams of activated charcoal and the addition of an air blower, after that it was flowed into the final settling basin for 4.2 hours then flowed into common channel.</em></p> <p><em>&nbsp;After the research was carried out, it was found that the processing method used was the anaerobic biofilter process, the aerobic biofilter process and the anaerobic-aerobic biofilter process. The processed water results showed a slightly pungent activated charcoal aroma and black color, the water quality was obtained as follows, BOD of 5.81% and COD was 39.841% and % decreased levels of BOD and COD from the results of the stages of the biofilter process using bamboo charcoal with an anaerobic biofilter process BOD RUN 1 0.986%, RUN 2 0.854% and COD RUN 1 0.984%, RUN 2 0.846%. The aerobic biofilter process contains COD RUN 1 0.751%, RUN 2 0.295% and COD RUN 1 content 0.751%, RUN 2 0.893%. And the combination process of the anaerobic-aerobic biofilter contains BOD RUN 1 0.735%, RUN 2 0.103% and COD RUN 1 0.735%, RUN 2 0.103%. So that the most effective reduction is the anaerobic-aerobic biofilter combination method.</em></p> Iis Dahlia Parinding, Yoel Pasae, M Saleh ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/333 Mon, 23 Sep 2024 02:43:49 +0000 Perencanaan Kincir Air Area Pertanian Didesa Lembang Mesakada Kabupaten Pinrang https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/334 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara perencanaan pembuatan kincir air area pertanian didesa lembang mesakada kabupaten pinrang dan menentukan jenis kincir yang cocok dengan kondisi sumber air. Penelitian perencenaan kincir air ini menggunakan bola pimpong dan meter. Manfaat penelitian ini sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan perencanaan kincir air. Metode yang digunakan metode survei yaitu observasi atau melihat langsung lokasi penelitian, metode pengukuran untuk pengumpulan data, dan metode internal yaitu mengumpulkan informasi melalui buku-buku atau referensi yang didapatkan.</p> <p>Hasil dari perhitungan perencanaan kincir air adalah sebagai berikut:</p> <p>Luas penampang = 3,18 m<sup>2</sup>, kecepatan aliran = 1,2345 m/s, debit = 3,92 m<sup>3</sup>/s, daya air (P<sub>air</sub>) = 20381 watt, volume air = 12700 m<sup>3</sup>, massa air = 12.700 kg, energi kinetik = 9676,76 joule, luas penampang basah = 0,075 m<sup>2</sup>, keliling basah = 0,8 m, jari-jari hidrolik = 0,093 m, jari-jari kincir = 1,57 m, lebar sudu = 0,53 m, jarak sudu = 0,044 m, kecepatan keliling kincir = 0,4938 m/s, putaran kincir = 3 rpm, gaya fluida = 4846 N, torsi = 7608 Nm, daya kincir (P<sub>kincir</sub>) = 14333 watt, efisiensi kincir = 70 %.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>This study aims to find out how to plan the construction of a waterwheel in the agricultural area in Lembang Mesakada Village, Pinrang Regency and determine the type of mill that is suitable for the conditions of the water source. This waterwheel research uses pimpong balls and meters. The benefits of this research as reference material for further research on the development of waterwheel planning. The method used by the survey method is observation or direct viewing of the research location, measurement methods for data collection, and internal methods are collecting information through books or references obtained.</em></p> <p><em>The results of the waterwheel planning calculations are as follows:</em></p> <p><em>Cross-sectional area = 3.18 m<sup>2</sup>, flow velocity = 1.2345 m/s, discharge = 3.92 m<sup>3</sup>/s, water power (P<sub>air</sub>) = 20381 watts, water volume = 12700 m<sup>3</sup>, water mass = 12,700 kg, kinetic energy = 9676.76 joules, wet cross-sectional area = 0.075 m<sup>2</sup>, wet circumference = 0.8 m, hydraulic radius = 0.093 m, mill radius = 1.57 m, blade width = 0.53 m, blade distance = 0.044 m, mill circumference speed = 0.4938 m/s, mill rotation = 3 rpm, fluid force = 4846 N, torque = 7608 Nm, mill power = 14333 watts, mill efficiency = 70%.</em></p> Andika C. Patabang, Atus Buku, Kristiana Pasau ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/334 Mon, 23 Sep 2024 03:09:58 +0000 Uji Kekuatan Tarik Dan Bending Pelat Stainless Steel Yang Mengalami Pengelasan Metal Inert Gas (Mig) https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/335 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan bending pelat stainless steel akibat pengaruh metode pengelasan MIG. Penelitian ini menggunakan material pelat stainless stell dengan ketebalan 2,35 mm dan menggunakan metode pengelasan adalah MIG dengan gas CO<sub>2</sub>, Tekanan gas divariasikan pada tekanan &nbsp;30 bar, 35 bar dan 40 bar. Arus pengelasan yang digunakan adalah konstan pada 60 ampere. Spesimen uji tarik menggunakan standar ASTM E8 dan uji bending dengan standar ASTM E23-02 Pengujian dan pengambilan data dilakukan pada Laboratorium Metallurgi Fisik Program Studi Teknik Mesin UKI Paulus Makassar.Pada hasil penelitian dan proses perhitungan diketahui bahwa metode pengelasan MIG berpengeruh terhadap kekuatan tarik material, semakin besar tekanan gas yang diberikan maka semakin besar pula nilai kekuatan tarik yang didapatkan pada tekanan gas 30 bar diperoleh 286,45 MPa, pada tekanan gas &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;35 bar 407,98 MPa, pada tekanan gas 40 bar 463,09 MPa, sedangkan pada spesimen normal tanpa pengelasan diperoleh nilai kekuatan tarik sebesar 714,68 MPa, Metode pengelasan MIG berpengaruh terhadap kekuatan bending material, semakin besar tekanan gas yang diberikan maka semakin besar pula nilai kekuatan bending yang didapatkan. Pada tekanan gas 30 bar diperoleh 355,93 MPa, pada tekanan gas 35 bar 576,42 MPa, dan pada tekanan gas 40 bar diketahui 779,32 MPa, sedangkan pada spesimen normal tanpa pengelasan diperoleh nilai kekuatan bending sebesar 632,00 MPa.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This study aims to determine the tensile strength and bending strength of stainles steel plates due to the influence of the MIG.This study used a stainles steel plate material with a thickness of 2.35 mm and used the MIG welding method with CO2 gas. The gas pressure was varied at 30 bar, 35 bar and 40 bar. The welding current used is constant at 60 amperes. The tensile test specimens used the ASTM E8 standard and the bending test used the ASTM E23-02 standard. Testing and data collection were carried out at the Physical Metallurgical Laboratory, UKI Paulus Mechanical Engineering Study Program, Makassar. In the results of the study of the MIG welding method which affected the tensile strength of the material, the greater the gas pressure given, the greater the value of the tensile strength obtained at a gas pressure of 30 bar obtained 286.45 MPa, at a gas pressure of 35 bar 407.98 MPa, at a pressure gas 40 bar 463.09 MPa, whereas in normal specimens without welding a tensile strength value of 714.68 MPa is obtained. The MIG welding method affects the bending strength of the material, the greater the gas pressure given, the greater the bending strength value obtained. At a gas pressure of 30 bar, 355.93 MPa was obtained, at a gas pressure of 35 bar, 576.42 MPa, and at a gas pressure of 40 bar, it was found to be 779.32 MPa, while in normal specimens without welding, a bending strength value of 632.00 MPa was obtained</p> Ardilen R. Siruru, Musa Bondaris Palungan, Karel Tikupadang ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/335 Mon, 23 Sep 2024 03:57:26 +0000 Analisa Sifat Mekanik Baja ST 38 Dengan Pengelasan Oksi-Asetilen https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/336 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuaatan tarik pelat baja ST 38 akibat metode pengelasan asetelin dan untuk mengetahui ketangguhan impact pelat baja ST 38 akibat metode pengelasan asetelin. Pengujuan yang digunakan pada penelitian ini dadalah pengujian tarik (Tensile Test) dan pengujian ketangguhan (Impact). Hasil penelitian menunjukkan Pengelasan variasi kampuh berpengaruh terhadap kekuatan tarik material, pada kampuh I diperoleh 226,750 MPa, dan pada kampuh V diperoleh 441,639 MPa, pada spesimen normal tanpa pengelasan diperoleh nilai kekuatan tarik sebesar 640,833 MPa. Pengelasan dengan gas asitelin variasi kampuh berpengaruh terhadap ketangguhan pada kampuh I diperoleh nilai ketangguhan 268996,44 joule/mm<sup>2</sup>, dan pada kampuh V diperoleh nilai ketangguhan 8088059,86 joule/mm<sup>2</sup>, pada spesimen normal tanpa pengelasan diperoleh nilai ketangguhan 268996,44 joule/mm<sup>2</sup>.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The purpose of this study was to determine the tensile strength of ST 38 steel plate due to acetylin welding method and to determine the impact toughness of ST 38 steel plate due to acetelin welding method. The tests used in this study are tensile testing and impact testing. The results showed that the variation of potent welding affected the tensile strength of the material, in potency I obtained 226,750 MPa, and in potency V obtained 441.639 MPa, in normal specimens without welding obtained tensile strength value of 640.833 MPa. Welding with potent variation asitelin gas affects toughness in potency I obtained a toughness value of 268996.44 joules / mm2, and in potency V obtained a toughness value of 8088059.86 joules / mm2, in normal specimens without welding a toughness value of 268996.44 joules / mm2 was obtained.</p> Koheri Bernat Sanggalangi, Corvis L. Rantererung, Salma Salu ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/336 Mon, 23 Sep 2024 04:02:00 +0000 Analisis Kinerja Pompa Sentrifugal Pada Perumahan Citraland Tallasa City https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/337 <h1><strong>ABSTRAK</strong></h1> <p>Kebutuhan air bersih suatu perumahan <em>Citraland Tallasa City</em> menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan karena ketersediaan air bersih diperumahan merupakan sarana yang mutlak. Untuk itu dibutuhkan alat berupa pompa untuk mendistribusikan air tersebut. Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ketempat yang lain melalui media pipa atau saluran dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata jumlah debit air yang masuk ketandon, mengetahui jumlah rata-rata pemakaiaan yang didistribusikan per hari, mengetahui kebetuhan air dengan asumsi jumlah huni 5 <em>cluster</em> 250 unit rumah, mengetahui daya pompa. Objek pada penelitian ini adalah perumahan Citraland Tallasa City. Dari hasil penelitian yaitu jumlah rata-rata debit air yang masuk ketandon adalah sebesar 384 m<sup>3</sup>/hari, jumlah rata-rata pemakaian yang didistribusikan sebanyak 273,28 m<sup>3</sup>/hari. Dari hasil ini kita dapat menentukan, kebutuhan debit air pada perumahan masih dapat terpenuhi untuk kebutuhan sehari-hari.</p> <h1><strong><em>ABSTRAK</em></strong></h1> <p><em>The need for clean water in Citraland Tallasa City housing is very important because the availability of clean water in housing is an absolute facility. For that we need a tool in the form of a pump to distribute the water. A pump is a device used to move liquids from one place to another through a pipe or channel by adding energy to the fluid being moved. The purpose of this study was to find out the average amount of water entering the reservoir, find out the average amount of usage distributed per day, find out the water needs with the assumption that the number of occupants is 5 clusters of 250 housing units, find out the pump power. The object of this research is Citraland Tallasa City housing. From the results of the study, the average amount of water entering the reservoir is 384 m3/day, the average amount of distributed usage is 273.28 m3/day. From these results we can determine, the need for water discharge in housing can still be met for daily needs.</em></p> Marselinus Topa Sarrin, Atus Buku, Agustina Kasa’ ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/337 Mon, 23 Sep 2024 04:07:07 +0000 Analisa Sifat Mekanik Material Komposit Resin Epoksi Serat Daun Nanas Raja Dengan Perlakuan Pengasapan Tertutup https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/338 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Penelitian ini bertujuan </em><em>Untuk mengetahui kekuatan tarik </em><em>serat tunggal daun nanas raja akibat pengaruh pengasapan tertutup, </em><em>Untuk mengetahui kekuatan bending material komposit akibat penguat serat daun nanas raja</em><em>, </em><em>Untuk mengetahui kekuatan impak material komposit akibat penguat serat daun nanas raja</em><em>. Penelitian ini menggunakan bahan </em><em>Serat penguat utama yang digunakan adalah daun tanaman nanas raja</em><em>, </em><em>Perbandingan resi</em><em>n</em><em> dan katalis dengan daun tanaman daun nanas raja menggunakan fraksi massa</em><em>, </em><em>Perlakuan pengasapan tertutup dengan variasi waktu (1,2,3 dan 4) jam</em><em>, </em><em>Pengujian yang dilakukan adalah uji serat tunggal, uji </em><em>bending</em><em> dan uji impak</em><em>. Pada hasil Pengasapan tertutup berpengaruh terhadap kekuatan tarik serat tunggal nanas raja, kekuatan tarik tanpa pengasapan </em><em>&nbsp;= 256,31 MPa dan kekuatan tarik setelah pengasapan pada pengasapan 3 jam sebesar </em><em>&nbsp;= 681,93 MPa, </em><em>Serat nanas raja dengan P3J sebagai penguat berpengaruh terhadap kekuatan bending material komposit, kekuatan bending tanpa penguat </em><em>&nbsp;</em><em>&nbsp;= 0,095 MPa. Dari kekuatan bending tertinggi diperoleh pada perbandingan 10% dengan nilai </em><em>&nbsp;= 226,66 MPa, </em><em>Serat nanas raja sebagai penguat berpengaruh terhadap kekuatan impak material komposit kekuatan impak tanpa serat (HI) = 11,734 Joule/mm<sup>2</sup>, dari kekuatan impak tertinggi diperoleh pada perbandingan 10 : 90%&nbsp; (HI)&nbsp; =&nbsp; 11,737 Joule/mm<sup>2</sup>.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>This study aims to determine the tensile strength of a single fiber of king pineapple leaf due to the effect of closed smoking, to determine the bending strength of composite materials due to fiber reinforcement of king pineapple leaves, to determine the impact strength of composite materials due to fiber reinforcement of king pineapple leaves. This study used the main reinforcing fiber material used was the leaves of the king pineapple plant. Comparison of resin and catalyst with the leaves of the king pineapple leaf plant using mass fractions. single fiber test, bending test and impact test. In the closed smoking effect on the tensile strength of single fiber king pineapple, the tensile strength without smoking (σ) = 256.31 MPa and the tensile strength after smoking in 3 hours smoking is (σ) = 681.93 MPa, Fiber king pineapple with P3J as reinforcement affects the bending strength of composite materials, unreinforced bending strength (S) = 0.095 MPa. From the highest bending strength obtained at a ratio of 10% with a value of (S) = 226.66 MPa, Raja pineapple fiber as reinforcement has an effect on the impact strength of composite materials impact strength without fiber (HI) = 11.734 Joule/mm2, from the highest impact strength obtained in ratio 10 : 90% (HI) = 11.737 Joule/mm2</em></p> Niel Pabontong, Musa Bondaris Palungan, Benyamin Tangaran ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/338 Mon, 23 Sep 2024 04:11:49 +0000 Analisa Defleksi Pada Balok Menerus Beban Terpusat Dengan Tumpuan Banyak https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/339 <p><em>Abstrak</em></p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui momen lentur, lendutan atau defleksi serta penyimpangan pada Analisa actul serta teoritis pada specimen baja dan aluminium penelitian ini dibatasi oleh Batasan masalah,yaitu hanya membahas persoalan defleksi yang terjadi pada batang menerus (Baja dan Aluminium) yang ditumpu dengan tiga tumpuan penelitian ini bertujuan untuk memberi pedoman kepada pembaca untuk mengetahui momen lentur, defleksi serta penyimpangan actual dan teoritis pada pengujian ini. Metode yang digunakan untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini ialah Perhitungan momen yang terjadi pada tumpuan 2 (M2) adalah dengan menggunakan Persamaan Tiga Momen (Three Moment Equation). Perhitungan defleksi dengan metode Luas Diagram Momen (Moment Area Metode) dan Metode Superposisi Konstruksi batang yang digunakan untuk pengujian adalah Batang Kontiniue (Engsel-Roll-Roll). Besarnya Defleksi hasil pengujian (</em>????????<em>) dan hasil&nbsp;</em><em>perhitungan (</em>????????<em>) dapat dilihat Aluminium (</em>????????<em>) (L1 : 0,517, 0,538, 0,392) (L2 : 0,392, 0,538, 0,517) untuk (</em>????????<em>) (L1&nbsp;</em><em>: 0,492, 0,515, 0,377) (L2 : 0,377, 0,515, 0,492) dan Baja (</em>????????<em>) (L1 : 0,186, 0,197, 0,142) (L2 : 0,142, 0,197, 0,186)&nbsp;</em><em>untuk (</em>????????<em>) (L1 : 0,179, 0,188, 0,137) (L2 : 0,137, 0,188, 0,179) Dari hasil pengujian dan perhitungan defleksi diperoleh besar defleksi pada bentang L_1 (Engsel-Roll-Roll) sama dengan besar defleksi pada bentangan L_2 (Roll-Roll) hal ini terjadi sebab pada tumpuan 1 dan tumpuan 3 tidak bekerja momen (M1 dan M2=0) Berdasarkan tabel diatas, diperoleh besar defleksi yang terjadi pada batang baja adalah lebih kecil bila dibandingkan dengan defleksi yang terjadi pada batang Aluminium.</em></p> <h2>Abstract</h2> <p><em>This study aims to determine bending moments, deflections or deflections as well as deviations in actual and theoretical analysis of steel and aluminum specimens. This study is limited by problem limitations, which only discuss deflection problems that occur in continuous rods (steel and aluminum) supported by three supports. This study aims to provide guidance to the reader to determine the actual and theoretical bending moments, deflections and deviations in this test. The method used to solve the problem in this study is the calculation of the moment that occurs at support 2 (M2) by using the Three Moment Equation. Calculation of deflection using the Moment Area Method and the Superposition Method The construction of the rods used for testing is the Continuous Bar (Hinges- Roll-Roll). The magnitude of the deflection test results (ya) and calculation results (yt) can be seen Aluminum (ya) (L1 : 0.517, 0.538, 0.392) (L2 : 0.392, 0.538, 0.517) for (yt) (L1 : 0.492, 0.515, 0.377) (L2 : 0.377, 0.515, 0.492)&nbsp;</em><em>and Steel (y_a) (L1 : 0.186, 0.197, 0.142) (L2 : 0.142, 0.197, 0.186) for (yt) (L1 : 0.179, 0.188, 0.137) (L2 : 0.13</em><em>7, 0.188, 0.179) From the test results and deflection calculations, it is obtained that the deflection on the L_1 span (Hinges-Roll-Roll) is the same as the deflection on the L2 stretch (Roll-Roll). and M2=0 Based on the table above, it is obtained that the deflection that occurs in steel rods is smaller when compared to the deflections that occur in aluminum rods.</em></p> Ray Liandy Junaidi, Musa Bondaris Palungan, Karel Tikupadang ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/339 Mon, 23 Sep 2024 04:34:05 +0000 Analisa Pengaruh Root Gap Pada Proses Pengelasan Mig Terhadap Kekuatan Bending Dan Impact Pada Pipa Black Steel https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/340 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh root gap pada proses pengelasan MIG terhadap kekuatan bending dan impact pada pipa black steel. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Ilmu Logam Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar. Metode yang digunakan adalah dengan membuat spesimen dengan Gap 1mm, 1,2mm, dan 1,4mm. Untuk mengetahui kekuatan material dilakukan uji mekanik dengan dimensi merujuk kepada standar ASTM E23-02 untuk uji bending dan ASTM A730 untuk uji impact. <em>Root gap</em> berpengaruh pada kekuatan bending,&nbsp; diketahui bahwa semakin besar gap pengelasan maka kekuatan bending akan semakin meningkat. Pada gap pengelasan &nbsp;&nbsp;1 mm diketahui kekuatan bending sebesar 373,34 MPa, pada pengelasan dengan gap 1,2 mm sebesar 823,75 MPa dan pada gap pengelasan 1,4 mm kekuatan bendingnya sebesar&nbsp; 1073,96 MPa. Meskipun terjadi peningkatan tetapi kondisi maksimum terjadi pada spesimen tanpa proses pengelasan dengan nilai rata-rata kekuatan bending sebesar 1913,77 MPa.<em>Root gap</em> berpengaruh pada kekuatan Impact pada sambungan, <strong>&nbsp;</strong>semakin besar <em>root gap</em> maka semakin besar kekuatan impact yang ditunjukkan dengan harga <em>impact</em> bahan, pada gab pengelasan 1 mm diketahui harga <em>impact</em>&nbsp; 0,23 Joule/mm<sup>2</sup>, pada 1,2 mm harga <em>impact</em> sebesar 0,31 Joule/mm<sup>2</sup> dan&nbsp; pada 1,4 mm harga <em>impact</em> sebesar 0,41 Joule/mm<sup>2</sup></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This study aims to analyze the effect of the root gap in the MIG welding process on the bending and impact strength of black steel pipes.This research has carried out at the Mechanical Engineering Metal Science Laboratory, Faculty of Engineering, Christian University of Indonesia Paulus Makassar. The method used is to make specimens with a Gap of 1 mm, 1.2 mm and 1.4 mm. To determine the strength of the material, a mechanical test was carried out with dimensions referring to ASTM E23-02 standards for bending tests and ASTM A730 for impact tests. The root gap affects the bending strength, it is known that the larger the welding gap, the bending strength will increase. At a welding gap of 1 mm, the bending strength was 373.34 MPa, for welding with a gap of 1.2 mm it was 823.75 MPa and at a welding gap of 1.4 mm the bending strength was 1073.96 MPa. Even though there was an increase, the maximum condition occurred in the specimen without a welding process with an average bending strength value of 1913.77 MPa. The root gap affects the Impact strength at the joint, the larger the root gap, the greater the impact strength as indicated by the material impact price. on a 1 mm welding gab, it is known that the impact value is 0.23 Joule/mm<sup>2</sup>, at 1.2 mm the impact value is 0.31 Joule/mm<sup>2</sup> and at 1.4 mm the impact value is 0.41 Joule/mm<sup>2</sup>.</p> Vini vini, Musa Bondaris Palungan, Kristiana Pasau ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/340 Mon, 23 Sep 2024 04:38:25 +0000 Karakteristik Hrs-Base Menggunakan Agregat Batu Sungai To Magelli Kecamatan Balusu Kabupaten Barru https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/341 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Perkembang sebuah kota dapat dilihat peningkatan jumlah penduduk,kepadatan bangunan,dan infrastruktur yang memadai.</em><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik agregat, komposisi campuran HRS-Base, serta nilai karakteristik HRS-Base dalam pengujian Marshall Konvensional dengan menggunakan agregat dari Sungai ToMagelli berdasarkan pengujian Laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Marshall Konvensional untuk mendapatkan karakteristik campuran , memperoleh nilai Stabilitas Marshall Sisa (SMS). Hasil penelitian berdasarkan karakteristik agregat, memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan Bina Tahun 2018. Berdasarkan komposisi pada campuran HRS-BASE dengan komposisi agregat kasar 15,81%, agregat halus 66,00%, dan filler 7,39%. Berdasarkan hasil pengujian karakteristik Marshall Konvensional&nbsp; campuran HRS-Base diperoleh nilai dengan kadar aspal optimum 66,00%, VIM 4,89%, Stabilitas 1942,59kg, VMA 21,16%, VFB 73,47% dan MQ 474,96 kg. </em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; The development of a city can be seen from the increase in population, building density, and adequate infrastructure. This study aims to determine the characteristics of the aggregate, the composition of the HRS-Base mixture, and the value of the HRS-Base characteristics in the Conventional Marshall test using aggregate from the ToMagelli River based on Laboratory testing . The method used in this study is the Conventional Marshall method to obtain mixed characteristics, obtaining the value of Residual Marshall Stability (SMS). The results of the research based on aggregate characteristics met the specifications set by Bina in 2018. Based on the composition of the HRS-BASE mixture with a composition of 15.81% coarse aggregate, 66.00% fine aggregate and 7.39% filler. Based on the results of Marshall Conventional characteristic test of HRS-Base mix, the optimum asphalt content was 66.00%, VIM 4.89%, Stability 1942.59kg, VMA 21.16%, VFB 73.47% and MQ 474.96 kg.</em></p> Apriani Lomo Pole Allo, Alpius Alpius, Charles Kamba ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/341 Mon, 23 Sep 2024 04:44:55 +0000 Analisa Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Biaya Operasional Kendaraan pada Ruas Jalan Perintis Kemerdekaan KM 12 https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/342 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Ruas jalan Perintis Kemerdekaan KM 12 sering mengalami kepadatan volume lalu lintas yang cukup tinggi pada waktu tertentu akibat banyaknya aktivitas disisi jalan seperti kendaraan parkir dan berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, jumlah kendaraan keluar masuk pada jam pergi dan pulang kantor, ditambah jumlah pejalan kaki yang berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan serta arus kendaraan yang bergerak lambat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kinerja (volume, kecepatan, dan kapasitas) pada kondisi jam puncak menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014 dan bagaimana pengaruh hambatan samping terhadap biaya operasional kendaraan menggunakan metode yang dikembangkan oleh LAPI-ITB 1997. Volume lalu lintas tertinggi sebesar 4977,3 skr/jam dengan kecepatan rata-rata 8,41 km/jam, kapasitas ruas jalan 1753,5 skr/jam dan derajat kejenuhan 2,84. Pengaruh jumlah frekuensi hambatan samping terhadap biaya operasional kendaraan adalah 27,4%. Semakin tinggi frekuensi hambatan samping, maka biaya operasional kendaraan akan semakin tinggi.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The Perintis Kemerdekaan KM 12 road section often experiences quite high traffic volume density at certain times due to the many activities on the side of the road such as vehicles parking and stopping to drop off and pick up passengers, the number of vehicles going in and out during hours going to and from work, plus the number of pedestrians walking or crossing along road segments as well as slow moving traffic. The purpose of this study was to find out how the performance (volume, speed, and capacity) during peak hour conditions used the 2014 Indonesian Road Capacity Guidelines method and how side friction affected vehicle operating costs using the method developed by LAPI-ITB 1997. The highest traffic volume was 4977.3 cur/hour with an average speed of 8.41 km/hour, the road capacity is 1753.5 cur/hour and the degree of saturation is 2.84. The effect of the number of side friction frequencies on vehicle operating costs is 27.4%. The higher the frequency of side friction, the higher the operational costs of the vehicle</p> Bethmarch C Lopuhaa, Rais Rachman, Louise Elizabeth Radjawane ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/342 Mon, 23 Sep 2024 04:53:19 +0000 Penyelidikan Tanah Menggunakan Metode N-Spt dan Pengujian Sondir (Studi Kasus Pembangunan Mall Pelayanan Publik Kota Makassar) https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/343 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penyelidikan tanah memegang peranan penting dalam pembangunan konstruksi bangunan sipil dan merupakan salah satu persyaratan yang wajib dilakukan dalam perencanaan konstruksi bangunan bawah. Tanah dari pandangan ilmu Teknik Sipil merupakan himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relative lepas (loose) yang terletak di atas batu dasar (bedrock). Tanah didefinisikan secara umum adalah kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan tidak terikat antara satu dengan yang lain rongga-rongga diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef,1994). Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang mengendap-ngendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara partikel-partikel dapat berisi air, udara, ataupun yang lainnya. CPT atau dikenal dengan uji sondir merupakan penyelidikan tanah dilapangan yang banyak digunakan di Indonesia. Pengujian SPT atau sering disebut uji boring merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui besar perlawanan dinamik dari tanah dengan teknik penumbukan. Tanah merupakan peranan penting dalam suatu pekerjaan konstruksi. Semua bangunana umunya dibuat di atas dan di bawah permukaan tanah, maka dari itu diperlukan perencanaan pondasi yang mampu menyalurkan beban dari bangunan atas ke tanah. Untuk menentukan dan mengklasifikasikan tanah diperlukan suatu pengamatan lapangan, jika mengandalkan pengamatan di lapangan, maka kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan pengamatan perorangan akan menjadi sangat besar. Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itu dibagi dalam tanah berbutir kasar dan berbutir halus berdasarkan suatu analisis mekanis. Selanjutnya tahap klasifikasi tanah berbutir halus diadakan berdasarkan percobaan konsistensi. Hardiyatmo menjelaskan bahwa penyelidikan mendetail dengan pengeboran yang diikuti dengan pengujian di laboratorium dan atau di lapangan, selalu dilakukan untuk penyelidikan tanah pada proyek-proyek besar, seperti gedung bertingkat, jembatan, bendungan, bangunan bangunan industri, dan lain lainnya. Bergantung pada maksud dan tujuannya, penyelidikan dapat dilakukan dengan cara menggali lubang uji (test-pit), pengeboran, dan uji secara langsung di lapangan (in-situ test). Dari data yang diperoleh, sifat-sifat teknis dipelajari, kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisis kapasitas dukung dan penurunan.</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Soil from the view of Civil Engineering is a collection of minerals, organic matter and relatively loose deposits that lie on bedrock. Soil is defined in general as a collection of parts that are solid and not bound to one another, the voids between these materials are filled with air and water (Verhoef, 1994). The relatively weak bonds between the grains can be caused by carbonates, organic matter, or oxides precipitating between the particles. The space between the particles can contain water, air, or something else. CPT or known as the sondir test is a field soil investigation that is widely used in Indonesia. The SPT test or often called the boring test is a test that aims to determine the dynamic resistance of the soil using the impact technique. Soil is an important role in a construction work. All buildings are generally made above and below ground level, therefore it is necessary to design a foundation that is able to transfer the load from the superstructure to the ground. To determine and classify soil, a field observation is needed. If you rely on field observations, the errors caused by differences in individual observations will be very large. In order to obtain objective classification results, the soils are usually divided into coarse-grained and fine-grained soils based on a mechanical analysis. Furthermore, the fine-grained soil classification stage was held based on consistency experiments. Hardiyatmo explained that a detailed investigation by drilling followed by testing in the laboratory and/or in the field is always carried out for soil investigations on large projects, such as high-rise buildings, bridges, dams, industrial buildings, and others. Depending on the aims and objectives, investigations can be carried out by digging test pits, drilling and in-situ tests. From the data obtained, the technical properties are studied, then used as a material consideration in analyzing the carrying capacity and settlement</p> Anugrah Julianto, Irwan Lie Keng Wong, Ika Apriyani ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/343 Mon, 23 Sep 2024 05:04:30 +0000 Hubungan Nilai Cbr Laboratorium Dan Dcp Pada Tanah Dasar https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/344 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Dalam setiap aspek perkembangan tanah selalu memiliki peranan penting. Tanah menjalankan perannya dalam bidang konstruksi sebagai salah satu komponen dan tempat berdirinya suatu konstruksi. Untuk mengetahui daya dukung tanah dasar, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melakukan uji CBR (California Bearing Ratio). Walaupun pengujian CBR dapat dilakukan di laboratorium, namun pada saat proses pengambilan contoh tanah di lapangan sering menemui beberapa kendala terkait kondisi wilayah, jarak antara lokasi dengan laboratorium, keterbatasan transportasi dan ketersediaan alat pengujian. Oleh karena itu diperlukan pengujian alternatif untuk mendapatkan nilai CBR secara cepat dan efisien di lapangan. </em><em>Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer)</em><em>.</em><em> Maka dari hasil analisa dari 10 titik pada ruas Moncongloe Bulu, Kecamatan Moncongloe Bulu, Kelurahan Moncongloe Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berdasarkan metode AASHTO tanah tersebut diklasifikasikan dalam jenis tanah A-7-5 dan A-7-6 tanah berlempung, Dari hubungan CBR Laboratorium dan CBR Lapangan didapatkan&nbsp; persamaan&nbsp; y = 0,0024x + 1,4247 dan memiliki koefisien korelasi (r) = 0,064573 maka dapat disimpulkan hubungan antara nilai CBR Laboratorium dan nilai CBR Lapangan memiliki Hubungan Langsung Positif Lemah. dan koefisien determinasi (R²) = 0,0042 menunjukkan akurasi model tidak baik, ini&nbsp; menjukkan bahwa nilai CBR Laboratorium tidak ada hubungan yang signifikan dengan CBR lapangan dikarenakan perendaman tanah selama 4 hari.</em></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>In every aspect of land development always has an important role. Land performs its role in the field of construction as one of the components and as a place for a construction to stand. To find out the bearing capacity of subgrade, one of the methods that can be used is to do a CBR (California Bearing Ratio) test. Although CBR testing can be carried out in the laboratory, during the process of taking soil samples in the field, it often encounters several difficulties related to regional conditions, the distance between the location and the laboratory, transportation limitations and the availability of testing equipment. Therefore, alternative testing is needed to get CBR values ​​quickly and efficiently in the field. One alternative is to use a DCP (Dynamic Cone Penetrometer) tool. So from the results of an analysis of 10 points on the Moncongloe Bulu segment, Moncongloe Bulu District, Moncongloe Village, Maros Regency, South Sulawesi. Based on the AASHTO method, the soil is classified into soil types A-7-5 and A-7-6 clay soil. From the relationship between CBR Laboratory and CBR Field, the equation is y = 0.0024x + 1.4247 and has a correlation coefficient (r) = 0 .064573, it can be concluded that the relationship between Laboratory CBR values ​​and Field CBR values ​​has a Weak Positive Direct Relationship. and the coefficient of determination (R²) = 0.0042 indicates poor model accuracy, this indicates that the laboratory CBR value has no significant relationship with field CBR due to soil soaking for 4 days.</em></p> Dedes Parrangan, Irwan Lie Keng Wong, Ika Apriyani ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/344 Mon, 23 Sep 2024 05:10:02 +0000 Pengaruh Fly Ash Dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Substitusi Pada Beton Normal https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/345 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar, air dan semen yang menjadi pengikat dan disatukan dalam perbandingan tertentu. Pada penelitian ini digunakan tempurung kelapa dan fly ash sebagai bahan substitusi pada beton normal dengan mutu rencana 25 MPa. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi normal, 3%, 3,5% dan 4% yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbandingan dari fly ash dan tempurung kelapa sebagai bahan substitusi. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, dan pengujian modulus elastisitas beton. Dari hasil pengujian diperoleh nilai rata – rata kuat tekan beton pada umur 28 hari sebesar 25,412 MPa, 28, 264 MPa, 25,059 MPa, dan 20,656 Mpa. Nilai pengujian kuat tarik belah beton umur 28 hari diperoleh nilai rata - rata sebesar 2,734 MPa, 2,875 Mpa, 2,640 Mpa dan 2,451 Mpa. Nilai rata – rata pengujian kuat lentur&nbsp; beton umur 28 hari diperoleh berturut – turut&nbsp; sebesar 2,871 MPa, 2,921 MPa, 2,770 MPa dan 2,619 MPa. Dan nilai rata – rata pengujian modulus elastisitas beton umur 28 hari diperoleh sebesar 23631,659; 23846,63; 23585,448; dan 23319,164</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> :&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; , , , ,&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><em>Concrete is a mixture consisting of fine aggregate, coarse aggregate, water and cement which become binders and are put together in a certain ratio. In this study, coconut shell and fly ash were used as substitute materials for normal concrete with a plan quality of 25 MPa. The variations used in this study are normal variations, 3%, 3.5% and 4% which aim to determine the effect and comparison of fly ash and coconut shell as substitution materials. The tests carried out in this study are testing compressive strength, tensile strength, flexural strength, and testing the modulus of elasticity of concrete. From the test results, the average compressive strength of concrete at the age of 28 days was 25.412 MPa, 28, 264 MPa, 25.059 MPa, and 20.656 Mpa. The tensile strength test value of 28-day-old concrete obtained average values of 2,734 MPa, 2,875 Mpa, 2,640 Mpa and 2,451 Mpa. The average value of the 28-day concrete flexure test was obtained respectively of 2,871 MPa, 2,921 MPa, 2,770 MPa and 2,619 MPa. And the average value of testing the modulus of elasticity of 28-day-old concrete was obtained at 23631,659; 23846,63; 23585,448; and 23319,164.</em></p> Imelda Songko, Frans Phengkarsa, Lisa Febriani, Irwan Lie Keng Wong ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/345 Mon, 23 Sep 2024 05:17:46 +0000 Analisis Perbandingan Pelat Dengan Balok Dan Pelat Tanpa Balok https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/346 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Setiap gedung memiliki elemen struktur yang disebut sebagai pelat dengan fungsi sebagai lantai atau atap. Pelat membentuk satu kesatuan struktur dengan elemen struktur lainnya seperti balok dan kolom, yang kemudian disebut sebagai sistem pelat. Pelat dengan balok (konvensional) merupakan pelat dengan balok yang sering dijumpai pada bangunan pada umumnya, yaitu pelat yang ditumpu oleh balok sebelum kemudian beban dari pelat tersebut ditransfer ke kolom atau pondasi. Sedangkan pelat tanpa balok (<em>flat</em> <em>plate</em>) merupakan jenis pelat dua arah tanpa balok yang langsung menumpu pada kolom. Pelat tanpa balok dapat mengurangi ketinggian struktur dan waktu pengerjaan konstruksi. Namun, pelat tanpa balok membutuhkan pelat yang lebih tebal dari biasanya untuk mengatasi lendutan. Dalam tugas akhir ini, suatu struktur beton bertulang sekolah 3 lantai akan ditinjau pada lantai 2 dengan bentang 5000 mm x 6000 mm. Dan akan dibandingkan tebal pelat, tulangan pelat, dan juga lendutan pada pelat. Analisis dan desain menggunakan metode <em>Direct Design Method </em>dengan memperhitungkan akibat beban gravitasi (beban mati dan beban hidup). Dari hasil analisis, lendutan pada pelat tanpa balok lebih besar dibandingkan pelat dengan balok, dimana semakin tebal pelatnya maka nilai lendutan pelat akan semakin kecil dan jarak tulangan akan semakin rapat.</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>Each building has structural elements known as slabs that function as floors or roofs. Slabs form a single structural unit with other structural elements such as beams and columns, which are then referred to as slab systems. Plates with beams (conventional) are plates with beams that are often found in buildings in general, namely plates that are supported by beams before then the load from the plates is transferred to the columns or foundations. While the plate without beams (flat plate) is a type of two-way plate without beams which directly supports the column. Slabs without beams can reduce the height of the structure and construction time. However, slabs without beams require thicker slabs than usual to overcome deflections. In this final project, a 3-storey school reinforced concrete structure will be examined on the 2nd floor with a span of 5000 mm x 6000 mm. And will be compared plate thickness, plate reinforcement, and also the deflection on the plate. Analysis and design using the Direct Design Method by taking into account the effects of gravity loads (dead loads and live loads). From the results of the analysis, the deflection on the slab without beams is greater than the slab with beams, where the thicker the slab, the smaller the deflection value of the plates and the spacing of the reinforcement bars will be denser</em></p> Keren Tangke Payung, Jonie Tanijaya, Olan Jujun Sanggaria, Olan Jujun Sanggaria, Irwan Lie Keng Wong ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/346 Mon, 23 Sep 2024 05:22:42 +0000 Perbandingan Kapasitas Pelat dengan Balok dan Pelat Tanpa Balok dengan Drop Panel https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/347 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Sistem struktur pelat dan balok biasa (konvensional) merupakan bagian struktur bangunan yang menahan beban permukaan (beban vertikal), biasanya mempunyai arah horisontal, dengan permukaan atas dan bawahnya sejajar. Sedangkan pelat tanpa balok dengan drop panel atau disebut juga lantai cendawan adalah pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh kolom-kolom, dicirikan dengan tidak adanya balok sepanjang garis kolom dalam, namun balok tepi luar boleh jadi ada atau tidak disesuaikan dengan kebutuhan.</p> <p>Pelat dengan balok dan pelat tanpa balok dengan drop panel direncanakan seragam dengan dimensi 6000x5000 mm sebanyak 9 panel, dengan mutu beton 25 Mpa, mutu tulangan 420 Mpa dan berdasarkan ketentuan SNI 1727:2020, SNI 2847:2019 dan SNI 2052:2017. Analisis pelat menggunakan metode portal ekivalen dan Microsoft Excel.Berdasarkan hasil analisis nilai perbandingan yang diperoleh dari kedua pelat ialah, jika menggunakan tebal pelat yang sama yaitu sebesar =170 mm didapatkan lendutan pada pelat dengan balok sebesar = 1,715 mm, sedangkan pada pelat tanpa balok dengan drop panel didapatkan lendutan sebesar = 3,819 mm. Adapun, jika menggunakan lendutan yang sama yaitu = 1,186 mm didapatkan tebal pelat pada pelat dengan balok =180 mm, sedangkan pada pelat tanpa balok dengan drop panel didapatkan tebal pelat =211,454 mm.</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>An ordinary (conventional) plate and beam structural system is a part of a building structure that resists surface loads (vertical loads), usually in a horizontal direction, with the upper and lower surfaces parallel. Meanwhile, slabs without beams with drop panels or also known as mushroom floors are reinforced concrete slabs directly supported by columns, characterized by the absence of beams along the inner column line, but the outer edge beams may or may not be adjusted as needed. Slabs with beams and slabs without beams with drop panels are designed to be uniform with dimensions of 6000x5000 mm for 9 panels, with 25 MPa concrete quality, 420 MPa reinforcement quality and based on the provisions of SNI 1727:2020, SNI 2847:2019 and SNI 2052:2017. Plate analysis using the equivalent portal method and Microsoft Excel. Based on the analysis results, the comparative value obtained from the two plates is, if using the same plate thickness, i.e. =170 mm, the deflection on the plate with beams is ∆cr= 1.715 mm, while on the plate without beams with drop panels, the deflection is ∆cr = 3.819 mm. Meanwhile, if you use the same deflection, namely ∆cr= 1.186 mm, you get a plate thickness of the plate with beams =180 mm, while on the plate without beams with drop panels, you get a plate thickness of =211,454 mm.</p> Stevany Arrang Bua’, Jonie Tanijaya, Olan Jujun Sanggaria, Irwan Lie Keng Wong ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/347 Mon, 23 Sep 2024 05:48:03 +0000