Identifikasi Sampel Nyamuk di Provinsi Papua dan Deteksi Agen Penyakit Malaria yang Dibawa dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
Abstract
Malaria merupakan salah satu reemerging disease dalam beberapa tahun terakhir yang menjadi masalah kesehatan ditandai dengan kecenderungan peningkatan kasus di Indonesia. Malaria dapat ditularkan oleh nyamuk Anopheles sebagai vektor. Saat ini tercatat sebanyak 456 spesies nyamuk terdistribusi di seluruh wilayah Indonesia. Dari total 66 spesies Anopheles, 25 spesies telah terkonfirmasi menjadi vektor malaria. Data yang digunakan untuk bahan penulisan adalah data sekunder yang diambil dari laporan hasil Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikhus Vektora) tahun 2015 di Provinsi Papua. Data yang ada kemudian dianalisis secara deskriptif. Tikus dikumpulkan dari Kabupaten Biak Numfor, Merauke, dan Sarmi dari 3 ekosistem yang berbeda, yaitu hutan (H), non hutan (NH) dan pantai (P). Ekosistem tersebut lokasinya meliputi dekat pemukiman (DP) dan jauh dari pemukiman (JP). Sampel nyamuk diidentifikasi dan diuji di laboratorium untuk konfirmasi spesies dan agen penyakit malaria yang dibawa. Total sampel nyamuk yang berhasil dikumpulkan sebanyak 31.747 ekor yang terdiri dari 10 genus dan 35 spesies. Beberapa spesies Anopheles yang berhasil dikumpulkan adalah Anopheles farauti, An. punculatus dan An. kochi. An.bancroftii, An. hilli, An. meraukensis, An. Peditaeniatus, dan An. Koliensis. Anopheles farauti, An. Punculatus, An. bancroftii merupakan spesies Anopheles yang telah dikenal sebagai vektor malaria di Papua. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, pada semua spesies Anopheles yang tertangkap tidak teridentifikasi positif mengandung sporozoit.