ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA RHODAMINE B DAN ZAT PEMANIS (SAKARIN) PADA JAJANAN ANAK DAN DAMPAK TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH SD INPRES BATUA 1 KOTA MAKASSAR

  • Hasriwiani Habo Abbas Universitas Muslim Indonesia
  • S Sulfiani Universitas Muslim Indonesia
  • Andi Nurlinda Universitas Muslim Indonesia
Keywords: Jajanan anak, Rhodamine B, Sakarin, Status Gizi

Abstract

Kualitas pangan sangat penting untuk diperhatikan baik dari segi kandungan zat gizinya, mikroorganisme, dan bahan-bahan kimia lainnya yang merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sekitar 50% makanan jajanan yang dijual di sekolah sama sekali tidak baik untuk kesehatan karena ditemukan adanya beberapa zat: pewarna tekstil (Rhodamine B), MSG, formalin, boraks, zat pemanis (Sakarin) yang dapat merusak sistem syaraf, hati, dan pernafasan (BPOM, 2017). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jajanan anak sekolah SD Inpres Batua 1 dan dampak terhadap status gizi anak Jenis Penelitian ini menggunakan deskriptif dan menggunakan uji laboratorium yaitu tes zat pewarna Rhodamine B dan zat pemanis (Sakarin). Adapun sampel penelitian ini adalah jajanan anak yang berada di kantin sekolah SD Inpres Batua 1 baik jenis makanan basah, kering dan cair, dan sekitar 150 anak kelas 4 dan 5 yang di ukur status gizinya. Hasil penelitian diperoleh bahwa dalam jajanan anak sekolah terdiri dari 11 sampel makan dan untuk makanan yang mengadung Rhodamine dinyatakan negative ada 4 sampel. Dan tidak di temukan mengandung bahan pewarna. Adapun untuk jajanan anak yang mengandung zat pemanis (Sakarin) terdapat 2 yang positif mengandung zat pemanis yaitu Cholatos dengan kadar 21846,95 µg/g dan permen dengan kadar 39821, 14 µg/g. Adapun dampak status gizi siswa SD Inpres Batua 1 rata-rata adalah normal sekitar 52% di karenakan sebelum ke sekolah mereka membiasakan sarapan pagi. Adapun yang sering jajan dengan kriteria status gizi normal sebanyak 44%, kurus sebanyak 29% dan yang gizi lebih yaitu gemuk dan obesitas masing-masing sebanyak 8% dan 2 %. Walaupun siswa SD Inpres sering jajan tetapi status gizi mereka normal di akibatkan makanan yang di konsumsi adalah jajanan yang di beli oleh siswa tidak mengadung rhodamine. Adapun penyakit yang sering di alami oleh anak sekolah terbanyak adalah flu sekitar 40.5% dan Batuk sekitar 15.5%. Hal ini disebabkan siswa SD Inpres 1 sering menkonsumsi makanan yang mengandung zat pemanis sehingga menimbulkan radang di tenggorakan. Disarankan untuk pihak sekolah SD Inpres Batua 1 untuk lebih memperhatikan kualitas makanan serta hyginitas yang di jual oleh kantin sekolah dan pedagang disekitar sekolah, sehingga anak-anak sekolah tidak mendapatkan dampak dari jajanan yang di komsumsi. Siswa SD Inpres Batu 1 adalah generasi penerus bangsa sehingga harus di perhatikan gizi oleh karena itu semua pihak baik dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Pihak produsen makanan untuk saling bersinergis dan berkolaborasi menciptakan generasi sehat dan cerdas, serta bahagia.

Author Biographies

Hasriwiani Habo Abbas, Universitas Muslim Indonesia

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

S Sulfiani, Universitas Muslim Indonesia

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Andi Nurlinda, Universitas Muslim Indonesia

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Published
2019-10-19